Posted by : admin, pada : 10 Januari 2017, Dibaca 253 kali
Tweet
Pendidikan
dan kesehatan menjadi kunci dasar meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan.
Bila kedua hal ini berjalan dengan baik, otomatis kualitas Sumber Daya Manusia
(SDM) akan meningkat, yang pada akhirnya mampu meningkatkan pertumbuhan Indeks
Pembangunan Manusia (IPM) Jatim.
Hal tersebut disampaikan Gubernur Jawa Timur Dr. H. Soekarwo (Pakde
Karwo), saat menerima audiensi Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta (Aptisi) Jatim di Ruang Kertanegara,
Kantor Gubernur Jatim, Surabaya, Selasa (10/1/2017). Untuk itu, Pakde Karwo, minta Aptisi ikut mendorong
pertumbuhan pendidikan dan kesehatan. Diantaranya dengan memberikan pendidikan
karakter dan kemampuan atau skill tambahan.
“Saya berterimakasih karena keterbatasan pemerintah kemudian
dibantu swasta untuk mencerdaskan bangsa dan juga memberikan pendidikan
karakter yang baik sesuai kultur bangsa Indonesia,” katanya.
Menurut Pakde Karwo, permasalahan dasar di Jatim yakni
soal diskriminasi pendidikan dan cara pandang yang bukan pada subyeknya
melainkan administrasi.
“1.070.000-an orang di Jatim mengenyam pendidikan diniyah
salafiyah. Ini tidak ada akses sama sekali karena tidak masuk di Departemen
Agama dan Dinas Pendidikan. Ini mengapa kemudian IPM Jatim khususnya SDM kita
dalam posisi yang tidak bagus. Hal ini sulit dimasuki karena menjadi bagian
kultural. Ini yang sampai sekarang belum tuntas dan paling banyak di daerah
tapal kuda,” katanya.
Selain masalah pendidikan diniyah salafiyah, lanjut Pakde Karwo, pendidikan kita tidak menuju suatu solusi tenaga kerja formal. “Tadinya 70 persen pendidikan umum sisanya vokasional. Saat ini, kami bisa menggeser 65 persen SMK, 35 SMA. Dari SMK yang ada, baru 45 yg terakreditasi baik. Makanya banyak diberitakan di media pengangguran paling banyak dari SMK karena tidak ada tempat praktek. Banyak tenaga kerja unskill,” katanya.
Sementara Kepala Biro Humas dan Protokol Pemprov Jawa Timur Benny Sampirwanto mengatakan, saat ini Pemerintah
Provinsi Jawa Timur terus meningkatkan jumlah Balai Latihan Kerja (BLK) plus
atau SMK mini untuk menghasilkan tenaga kerja yang terlatih.
“Pengembangan kualitas SDM menjadi hal penting terutama
memperluas pendidikan vokasional. SMK mini ini juga dikembangkan Pemprov di
beberapa Pondok Pesantren agar para santri yang menjalani pendidikan diniyah
salafiyah bisa mendapatkan pendidikan terampil. Pemprov juga menyekolahkan
sekitar 9.800 orang pengajar diniyah salafiyah ke pendidikan S-1,” katanya.
Sementara itu, Ketua Aptisi Jatim Prof. Suko Wiyono mengatakan, Aptisi Jatim akan menyelenggarakan Musyawarah Wilayah yang rencananya akan diselenggarakan pada 11 Februari 2017 mendatang. Melalui audiensi ini, ia berharap Gubernur Jatim dapat menghadiri muswil tersebut dan memaparkan program-program Gubernur. "Kami harap di muswil mendatang Pak Gubernur bisa rawuh. Agar teman teman tahu perkembangan provinsi, langsung dari Pak Gubernur sehingga informasi imbang," katanya.
Suko menambahkan, saat ini Aptisi Jatim ini memiliki anggota berjumlah 363 perguruan tinggi swasta (PTS) yang bervariasai mulai besar, sedang hingga yang kecil. "Tugas kami memperjuangkan PTS mulai dari persoalan penerimaan karyawan. Banyak BUMN atau perusahaan dalam penerimaan pegawai melihat akreditasi kampus. Ini yang kami perjuangkan termasuk bantuan yang selama ini lebih banyak ke PTN ketimbang PTS. Padahal 75 persen kader bangsa berasal dari PTS termasuk tokoh partai dan pejabat lainnya," katanya.
Suko juga menjelaskan, selama ini seringkali PTS di suatu daerah
mati karena munculnya PTN baru.
"PTS jangan dinegerikan, buat saja PTN di perbatasan.
Termasuk di perbatasan malaysia. Malaysia banyak membangun perguruan tinggi di
perbatasan. Ini yang sedang kami perjuangkan," katanya.
Turut hadir dalam pertemuan ini, Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jatim Dr. Saiful Rachman, MM, M.Pd, Kepala Biro Administrasi Kesejahteraan Sosial Setda Provinsi Jatim Dr. Bawon Adhiyitoni, M.Si, serta beberapa Rektor PTS diantaranya Rektor Universitas Darul Ulum Jombang, Rektor Universitas Adibuana Surabaya, serta Rektor Universitas Widya Kartika Surabaya. (hms)
Sumber: http://surabaya.tribunnews.com/
Dokumentasi :http://surabaya.tribunnews.com/
Kategori :