Web Sosial Anak Asuh YKMM


Yayasan Kerta Mentas Mandiri
Kontak Kami | Peta Situs | Login Donatur
Membandingkan Pendidikan di Indonesia Dengan Negara Maju

Posted by : admin, pada : 11 Januari 2017, Dibaca 246 kali

Dalam upaya meningkatkan kompetensi atau profesionalitas untuk semua guru di Indonesia, pemerintah melaksanakan uji kompetensi guru (UKG) on line pada akhir tahun 2015 sebagai pemetaan kompetensi guru. Namun hasil UKG on line menunjukkan guru secara umum tidak dapat mencapai standar yang ditetapkan.

Jika hasil UKG on line merupakan satu-satunya parameter untuk menentukan guru sudah kompeten, professional, dan berkualitas maka secara umum guru di Indonesia tidak berkualitas. Jadi  ini memiliki suatu konsekuensi bahwa  semua produk guru yang ada di masa kini yaitu anggota DPR, menteri, dokter dan bahkan presiden-pun tidak berkualitas. 

Terasa kurang bijaksana jika demikian adanya. UKG on line  hanya menekankan pada asfek kognitif saja, sedangkan sebagai guru harus memiliki beberapa kompetensi, utamanya bagaimana guru itu memiliki kompetensi acting di kelas, bagaimana melaksanakan classroom management , bagaimana berkomunikasi dan berinteraksi  dengan peserta didik, dan sebagainya.

Tidak cukup diuji dengan teori saja, seperti halnya dalam UKG on line yang digunakan sebagai alat ukur untuk menentukan bahwa guru itu sudah kompeten atau tidak. Yang paling utama bahwasanya guru itu  mampu action di kelas seperti yang sudah dilaksanakan oleh guru selama ini.

Tanpa adanya guru, tidak akan ada dokter, pegawai, manajer dan sebagainya. Media maya, LIPUTAN GURU : Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini, Kamis (23/4) 2016, di MTs N1 Kudus : “Pak Jokowi tidak akan bisa jadi presiden tanpa guru….”, (di hadapan kepala sekolah dan semua guru) “Aslinya saya juga produk pendidikan yang diajar oleh guru seperti anda, artinya derajat anda lebih tinggi dibanding saya”.
     
Problema yang kita hadapi sekarang ini, bagaimana mensejajarkan kualitas pendidikan di Indonesia dengan negara-negara maju di dunia. Kurikulum sudah dievaluasi berulang-ulang dan diganti untuk kesekian kalinya agar bisa mengikuti perkembangan jaman, khususnya jaman kekinian yaitu era IT. Muncullah kurikulum yang sudah disempurnakan yaitu K-13 yang menuntut para guru sibuk mengikuti workshop.
     
Meningkatkan dan mensejajarkan kualitas pendidikan di Indonesia dengan negara-negara maju di dunia  tidak bisa dilaksanakan dengan secara instan. Ada dua hal yang perlu dipertimbangkan untuk mensejajarkan kualitas pendidikan Indonesia dengan negara-negara maju, yaitu program jangka pendek dan program jangka panjang.
     
Program jangka pendek, guru sebaiknya jangan terlalu banyak dibebani dengan tugas-tugas administrasi atau birokrasi. Guru harus fokus dengan tugasnya mengajar di kelas karena siswa membutuhkan pelayanan guru di dalam kelas. Guru  professional adalah guru yang selalu siap melayani siswa di kelas.

Untuk meningkatkan profesionalitasnya, guru jangan terlalu banyak meninggalkan kelas untuk mengikuti workshop. Profesionalitas guru  tetap dijaga dengan meningkatkan kompetensinya secara berkelanjutan. Tugas utama guru adalah  mengajar, mendidik,  melatih, dan mengevaluasi siswa. Sedangkan mengajar, mendidik, dan melatih  adalah merupakan suatu seni.

Guru memiliki seni yang berbeda dengan guru lain didalam melaksanakan tugasnya di kelas. Guru tinggal sharing pengalaman mengajar langsung di kelas dengan guru-guru lain yang mengajar mata-pelajaran yang sejenis.

Guru tidak perlu lagi mengikuti workshop terkait dengan pelatihan mengajar, karena sebelum jadi guru atau semasa kuliah, calon guru sudah ditempa, digembleng dan dilatih dan mendapatkan pelatihan mengajar langsung di sekolah yang ditentukan oleh dosen pembimbing. Selama praktek atau pelatihan mengajar, mahasiwa calon guru betul-betul diawasi dan dibimbing oleh dosen pembimbing dan guru pamong secara ketat.

Setelah lulus, calon guru berhak memperoleh surat ijin mengajar yang disebut dengan akta mengajar. Jika lagi diuji melalui PLPG sebagai persyaratan untuk mendapatkan tunjangan profesi guru (TPG) yang dilaksanakan selama ini, ini berarti bahwa kualitas perguruan tinggi yang telah mencetak guru selama ini kualitas-nya sangat diragukan.
     
Dimasa sekarang dibutuhkan ada suatu tenaga instruktur yang berpengalaman atau apapun istilahnya yang bertugas mampu  sharing  atau berbagi pengalaman mengajar langsung di kelas bukannya instruktur yang hanya bisa berteori. Sehingga guru bisa menyerap dan semakin kaya tekhnik atau seni dalam real teaching atau mengajar yang sesungguhnya di kelas dengan menghadapi berbagai macam karakteristik siswa yang berbeda.


Penulis : I Made Suweda Artiyasa, Guru Bahasa Inggris SMAN 2 Mengwi
Sumber dan Dokumentasi: Balipost.com



Kategori :

Postkan komentar

tidak bisa baca kode? klik DISINI untuk refresh.
Daftar komentar
RebArrica : "Article 131 Viagra Pharmacy Viagra Fruit Soft Tabs 100mg viagra Tadalafil India Pharmacy "
RebArrica : "Cephalexin Perkacet Interactions Side Effects Buy Kaluril Without Prescription Ear Infection And Antibiotic Cephalexin viagra Secure Tab Doryx Cheapeast Free Shipping Urivoid "
LesClorry : "Acheter Priligy Bon Marche cialis canada Cialis Levitra Pfizer "
RebArrica : "Comprar Cialis Murcia Keflex 500 Mg For Sinus Infection Levitra Free generic viagra Site Serieux Vente Cialis Viagra Y Captopril Lasix No Prescription "
Kerjasama Yayasan

Statistik
  • IP Anda : 216.73.216.98
  • Browser Anda : Mozilla/5.0 AppleWebKit/537.36 (KHTML, like Gecko; compatible; ClaudeBot/1.0; +claudebot@anthropic.com)