Posted by : admin, pada : 06 Februari 2017, Dibaca 275 kali
Tweet
Kepala
Dinas Pendidikan Kabupaten Kayong Utara (KKU), Romi Wijaya menuturkan, sejak
lama pihaknya telah menerapkan aturan tentang penumbuhan budi pekerti, sebelum
adanya Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 23
tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti (PBP).
"Pendidikan
karakter itu, tidak muncul secara tiba-tiba, jadi itu dari sejak zaman dahulu
sudah ada. Ini bagian dari integral dari proses pendidikan yang dilaksanakan,
namun memang sekarang ada penegasan kembali oleh Kemendikbud mengenai
pendidikan karakter tersebut. Jadi ini juga sebagai implementasi Permendikbud
tersebut," ungkapnya, Romi Wijaya, Minggu (5/2/2017).
Dijelaskan Romi, dalam penerapannya, Pendidikan Budi Pekerti
(PBP) akan sangat tergantung dari masing-masing sekolah. Pihak sekolah
menurutnya, akan menyesuaikan dengan jenis kegiatan yang dilaksanakan di setiap
sekolah.
"Jadi,
secara teknis ini memang tergantung dari pihak sekolah, karena setiap sekolah
kan memang memiliki kegiatan yang berbeda-beda, sehingga nantinya sekolah yang
mengintegralkannya dengan kegiatan sekolah masing-masing," jelasnya.
Ketua
Komite Sekolah SMKN 1 Sukadana, Ripa'i menegaskan, Pendidikan Budi Pekerti
(PBP) atau dengan nama lain pendidikan karakter, hingga saat ini cukup berjalan
dengan baik.
Ia mencontohkan, kegiatan pendidikan karakter dapat berupa
dengan menggelar kegiatan yasinan yang rutin dilakukan setiap Jum'at. Selain
itu, dapat pula berupa kegiatan ekstrakurikuler seperti Palang Merah Remaja,
Pramuka maupun Siswa Pecinta Alam (Sispala)
"Ini
adalah kegiatan yang digalakkan oleh sekolah, khususnya SMKN 1 Sukadana untuk
menumbuhkan minat dan bakat para siswa. ini semua kegiatan positif yang
tujuannya selain untuk menumbuhkembangkan minat bakat siswa, juga untuk
menangkal kegiatan negatif yang dilakukan oleh para siswa," ungkap Ripa'i.
Pria yang juga selaku Kepala Desa Sutera menerangkan, tak hanya
di SMKN 1 Sukadana saja. Sekolah-sekolah lain juga telah menggelar kegiatan
yang serupa.
"Seperti di SMAN 1 Sukadana juga sering melaksanakan yasinan, bahkan kegiatan yasinannya dilaksanakan di depan sekolah. Kalau kegiatan ekstrakurikuler lainnya seperti seni bela diri juga ada, kebetulan dekat rumah saya. Menurut saya, secara keseluruhan, sekolah di sini sudah melaksanakan pendidikan karakter secara baik dan serius. Jadi kalau misalnya masih ada juga pelajar yang berlaku aneh-aneh, mungkin itu yang harus dibina secara serius adalah anak tersebut," sambungnya.
Sumber: pontianak.tribunnews.com
Kategori :