"Untuk daerah 3T memang ada afirmasi
khusus," ujar Direktur Utama Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP), Eko
Prasetyo, di Jakarta, Selasa.
Seleksi bagi masyarakat yang berada dari daerah
3T, lanjut Eko Prasetyo, berbeda dengan masyarakat dari daerah lainnya.
Misalnya untuk kemampuan Bahasa Inggris untuk beasiswa luar negeri yakni TOEFL
550 atau IELTS 6,5, maka untuk masyarakat dari daerah 3T nilai untuk TOEFL atau
IELTS bisa dibawahnya.
"Selain persyaratan yang rendah, pembekalan
yang diberikan juga lebih lama, ada yang enam bulan dan ada juga setahun.
Mereka mendapatkan pelatihan Bahasa Inggris". Sehingga, penerima beasiswa 3T tersebut bisa
diterima di universitas di luar negeri dan mampu mengikuti kuliah dengan baik.
Eko mengatakan jumlah beasiswa yang diberikan
LPDP setiap tahun mengalami peningkatan. Jumlah beasiswa yang diberikan pada
2013 sebanyak 1.500 beasiswa. Kemudian pada 2014 sebanyak 2.800 beasiswa,
berlanjut pada 2015 sebanyak 4.600 beasiswa, dan pada 2016 sebanyak 7.300
beasiswa.
"Setiap tahun mengalami peningkatan. Hingga
saat ini, sudah 16.295 beasiswa yang diberikan," papar dia.
Perbandingan beasiswa dalam negeri dan luar
negeri yakni 60 persen dan 40 persen. Sedangkan untuk program studi prioritas
yakni sains, teknik, teknologi, dan matematika.
Penerima beasiswa, lanjut dia, harus kembali ke
Tanah Air usai perkuliahan selesai. Meskipun demikian, pihaknya memberikan
kelonggaran yakni satu tahun bagi alumni untuk magang.
Untuk tahun ini, seleksi dilakukan di dua tahap
yakni Mei untuk beasiswa dalam negeri dan September untuk beasiswa luar negeri. Eko berharap agar para pencari beasiswa LPDP
memiliki motivasi menuntut ilmu untuk kepentingan bangsa dan negara, karena
dana yang digunakan untuk beasiswa berasal dari pajak masyarakat.